Selasa, 25 Juni 2013

RESPIRASI AEROB DAN ANAEROB

1.    Respirasi Aerob
Respirasi Aerob merupakan peristiwa pembakaran zat yang melibatkan oksigen dari pernafasan. Oksigen akan digunakan sebagai penerima electron terakhir dalam pembentukan ATP. Respirasi pada tingkat Organisme berupa pertukaran O2 dengan CO2 di dalam alfeolus paru-paru. Sedangkan pada respirasi tingkat sel terjadi pada mitikondria.
Secara singkat reaksi yang terjadi pada respirasi aerob sebagai berikut:


Respirasi aerob terjadi dalam tiga tahap yaitu glikolisis, siklus kreb, dan system transpor elektron.
•     Glikolisis
Glikolisis terjadi dalam sitoplasma sel. Pada tahap glikolisis terjadi dua lamgkah reaksi yaitu langkah memerlukan energy dan langkah melepas energy. Glikolisis adalah reaksi pelepasan energy yang memecah satu molekul glukosa terdiri dari 6 atom karbon atau monosakarida yang lain menjadi 2 molekul asam piruvat. Terdiri dari 3 atom karbon, 2 NaDH, dan 2 ATP.
•    Siklus Krebs
Siklus krebs  disebut juga siklus asam sitrat tahap awal siklus kreb adalah dua molekul asam piruvat yang dibentuk pada glikolisis meninggalkan sitoplasma dan memasuki mitokondria. Siklus kreb terjadi di dalam mitikondria selama reaksi tersebut dilepaskan 3 molekul karbondioksida, 4 NaDH, 1 FADH, reaksi ini terjadi 2 kali karena pada glikolisis glukosa dipecah menjadi 2 asam piruvat. Sehingga dapat dikatakan siklus kreb merupakan reaksi tahap ke 2 pada respirasi  aerob yang menghasilkan 8NaDH, FADH2, dan 2ATP.
•    Sistem Transpor Elektron
Tranpor electron terjadi di bagian membrane dalam mitokondria. NaDH dan FADH2 yang dihasilkan dari siklus kreb dan glikolisis memberikan elektron dan H¬+. Transpor elektron  adalah tahapan terakhir dari respirasi aerob ketika elektron dari reaksi intermediet (siklus kreb) dialirkan berturut-turut pada enzim dan kofaktor membrane dalam mitokondria, dan menyebabkan terjadinya gradient elektron yang mendorong sintetis ATP.
ATP yang dihasilkan dari pemecahan glukosa menjadi karbondioksida dan air dalam respirasi aerob adalah 2 ATP hasil glikolisis + 2 ATP dari siklus Kreb + 32 ATP dari system transport.
Pada glikolisis dan siklus kreb terdapat senyawa-senyawa anatara yang berguna untuk bahan baku sintesis asam amino dan asam lemak, serta senyawa lain yang diperlukan tubuh.
2.    Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak menggunakan oksigen sebagai penerima elektron akhir pada saat pembentukan ATP. Respirasi anaerob juga menggunakan glukosa sebagai substrat. Respirasi anaerob merupakan proses fermentasi.
Beberapa organism yang melakukan fermentasi  di antaranya adalah bakteri dan protista yang hidup di rawa, lumpur, makanan yang diawetkan, atau tempat-tempat  lain yang tidak mengandung oksigen. Beberapa organisme dapat menggunakan oksigen untuk respirasi, tetapi dapat  juga melakukan fermentasi. Organisme seperti ini melakukan fermentasi jika lingkungannya miskin oksigen. Sel-sel oto juga dapat melakukan fermentasi, jika sel-sel otot kekurangan oksigen.
Seperti pada respirasi aerob, glukosa merupakan substrat pada tahap awal fermentasi, glukosa dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2NADH dan terbentuk 2 ATP. Akan tetapi reaksi fermentasi tidak secara sempurna memecah glukosa menjadi karbondioksida dan air, sehingga ATP yang dihasilkan lebih sedikit dari jumlah ATP yang dihasilkan oleh glikolisis. Contoh fermentasi adalah fermentasi Alkohol dan fermentasi Asam Laktat.
Fermentasi Alkohol dilakukan oleh jamur ragi (yeas) secara anaerob. Sebagai substrat fermentasi adalah asam piruvat. Molekul piruvat (hasil glikolisis) di fermentasi menjadi astaldehid, sehingga terbentuk produk akhir alkohol yaitu etanol. Pada fermentasi alcohol ini terjadi 2 ATP.
Fermentasi asam laktat terjadi pada otot manusia saat melakukan kerja keras dan persediaan Oksigen kurang mencukupi. Pada fermentasi asam laktat molekuk asam piruvat hasil glikolisis menerima elektron dan hydrogen dari NADH. Pada saat yang sama, asam piruvat di ubah menjadi asam piruvat menjadi asam laktat menghasilkan 2 ATP. Kerja otot terus menerus akan menimbulkan asam laktat dalam jumlah besar. Penimbunan asam laktat pada otot menyebabkan elastisitas otot berkuang dan menimbulkan gejala kram serta kelelahan.


0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. TUKANGMBAWON - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Bamz